Senin, 14 Juli 2008

Pesta Pembangunan Gereja Sending HKBP Sungai Bantal:Terpanggil Untuk Bersaksi dan Membangun Kehidupan yang Bermartabat

Pesta Pembangunan Gereja Sending HKBP Sungai Bantal:

Terpanggil Untuk Bersaksi dan Membangun Kehidupan yang Bermartabat

(Marturia yang Diakoni)

�HKBP adalah Gereja yang ber-Sending�. Ungkapan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi HKBP. Bukan hanya karena HKBP di dalam sejarahnya sebagai buah upaya sending, tetapi oleh karena kesetiaan terhadap pengutusan Yesus Kristus sebagai �Raja Gereja� untuk memberitakan Injil ke semua bangsa dan kepada semua makhluk (Markus 16:15). Untuk itulah HKBP berkewajiban untuk memberitakan Injil dan membawa jiwa kepada pengenalan di dalam iman kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dunia. Akan tetapi, jemaat HKBP mungkin tidak semua tahu jikakalau HKBP telah memiliki daerah sending sendiri. Atau sudah banyak jemaat yang tahu akan tetapi tidak mengenal persis bagaimana situasi dan kondisi daerah sending HKBP.

HKBP telah menjalankan kegiatan penginjilan ke berbagai daerah, salah satunya adalah Pulau Rupat sejak 1969. Di Pulau Rupat, HKBP telah mendirikan 6 Pos Pekabaran Injil yaitu: Pos PI Kuala Simpur, Pos PI Hutan Ayu, Pos PI Sungai Bantal, Pos PI Sungai Carok, Pos PI Sungai Raya dan Pos PI Gunap dengan jumlah jemaat berkisar 1448 jiwa. Telah dibangun pula 2 Balai Pengobatan, yaitu di Hutan Pancur dan Sei Bantal, dan 2 Balai Pendidikan yaitu di Hutan Ayu dan di Sei Bantal.

Penduduk Pulau Rupat terdiri dari Suku Akit, Melayu, Jawa, Etnis Thionghoa dan Batak. Masyarakat Pulau Rupat masih dibelit berbagai masalah kehidupan. Tingkat kesejahteraan masyarakat masih sangat memprihatinkan. Mata pencaharian penduduk adalah bertani, nelayan dan pedagang. Pencaharian hanya cukup untuk konsumsi keluarga. Beredar rumor bahwa Pulau Rupat akan menjadi sentra industri dengan jalur Malaysia, Singapura, Rupat dan Batam, sehingga tanah di Pulau Rupat menjadi incaran para pemilik modal. Tidak jarang penduduk setempat menjual tanah mereka dengan harga murah. Tingkat kesehatan juga sangat rendah. Selain karena kemiskinan, juga diakibatkan oleh masih minimnya tenaga medis dan kepercayaan kepada dukun didalam mengobati penyakit. Menurut salah seorang tenaga medis di Puskesmas Hutan Ayu, dr. Tota Br.Simorangkir, angka kematian bayi dan ibu saat melahirkan sangat tinggi di Rupat. Di samping karena usia menikah yang relatif muda, mereka lebih memilih dukun anak daripada bersalin ke Puskesmas.

Malam Penggalangan Dana

Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Dumai dengan menumpangi kapal yang disediakan oleh panitia. Perjalanan ke Pulau Rupat sekitar 5 jam. Undangan yang hadir berjumlah sekitar 120 orang yang berasal Rombongan undangan berasal dari berbagai ressort yaitu dari HKBP Dumai, HKBP Sukajadi, HKBP Ressort Bunga Tanjung, HKBP Helvetia I Medan, HKBP Marthin Luther, HKBP Immanuel, HKBP Bukit Datuk, dan HKBP Bengkalis. Ikut juga bersama rombongan, Sekjen HKBP Pdt.W.T.P. Simarmata bersama ibu, Pdt. Tendens Simanjuntak, STh (Kepala Biro Pekabaran Injil HKBP), Pdt. Sedyo Joyo (pendeta di Biro PI HKBP), Pdt. L. Butarbutar,STh (Pendeta ressort HKBP Dumai), Pdt.A. Aritonang, SMTh (pendeta ressort HKBP Sukajadi), Pdt. Nikson Samosir, STh (pendeta HKBP Helvetia Melati Medan), Pdt. R. Silaban, STh (pendeta ressort HKBP Immanuel).

Sesampainya di Pelabuhan Selat Morong Pulau Rupat, seluruh undangan langsung disambut jemaat dengan sukacita, merubah suasana di dalam keletihan menjadi semangat kembali. Rombongan masih harus berjalan sejauh 2 km untuk sampai ke gereja Pos PI HKBP Sungai Bantal. Sesampainya di Gereja, rasa lapar dan letih terpulihkan dengan hidangan ala kadarnya berupa ubi rebus dan minuman hangat. Walau rombongan tidak sempat lagi untuk mandi karena keterbatasan waktu, acara Malam Penggalangan Dana disambut dengan sukacita. Acara dimulai dengan kebaktian malam yang dipimpin oleh Diak. Sarma Sinaga (litugis) dan Pdt. Sampe Waruwu, STh sebagai pengkotbah (Koordinator Pekabaran Injil Wilayah Pulau Rupat). Pdt.Sampe Waruwu, STh dalam khotbah (Matius 28:18) menekankan bahwa Pemberitaan dan Pewartaan Injil adalah Amanah Agung Yesus Kristus yang telah bangkit karena Pekabaran Injil sangat erat berkaitan dengan keselamatan dunia ini. Oleh karena itu tugas Pekabaran Injil di dalam tugas gereja mesti dilanjutkan dan diwariskan secara berkesinambungan di sepanjang sejarah hingga kesudahannya. Di dalam perjalanannya, Pekabaran Injil memang memiliki konsekuensi dan bahkan membutuhkan pengorbanan. Tetapi oleh karena penyertaan Roh Kudus, segala hambatan dapat diatasi dan Roh Kudus jugalah menguatkan untuk menjalani segala konsekuensinya. Pdt. Sampe Waruwu, STh merefleksikan keadaan Pekabaran Injil di Pulau Rupat sebagai daerah sending HKBP. Pekabaran Injil di Pulau Rupat sudah 39 tahun tetapi keadaan sangat memprihatinkan (sejak 1969, tetapi pembaptisan 28 Nopember 1971). Menurunnya pelayanan karena kurangnya para pelayan yang ditugaskan, padahal tugas pelayanan semakin banyak dan meluas. Secara fisik, bangunan gereja sudah lapuk termakan usia karena terbuat dari kayu. Ini dikarenakan masih kurangnya perhatian, padahal tugas Pekabaran Injil adalah Amanah Yesus Kristus, tetapi cenderung dilupakan dan dikesampingkan. Untuk itulah seluruh jemaat mesti menyemangati Pekabaran Injil kembali agar Nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan di bumi.

Acara kebaktian diisi dengan lagu pujian yang dibawakan oleh anak Sekolah Minggu dan anak Remaja Pos PI Sungai Bantal. Saat mengharukan adalah ketika anak-anak Sekolah Minggu menyanyikan lagu �Boan Sadanari� sebagai Motto Tahun Marturia. Setelah acara kebaktian berakhir dilanjutkan dengan makan malam ala kadarnya, dan diisi dengan acara tortor dan lelang. Setelah acara selesai (jam 23.30), tempat penginapan rombongan diatur di rumah-rumah jemaat .

Kebaktian Minggu

Prosesi dimulai dari rumah Pdt. Sampe Waruwu, STh. Rombongan prosesi disambut anak Sekolah Minggu dan mengalungkan bunga kepada Sekjen HKBP dan seluruh pendeta yang hadir. Jemaat sudah memenuhi tempat ibadah dengan kerinduan untuk bersekutu dan mendengar FirmanNya. Acara kebaktian dimulai jam 08.30 sebagai Liturgis adalah Pdt. Tendens Simanjuntak, STh dan pengkhotbah Pdt. W.T.P. Simarmata, MA. Sekjen HKBP Pdt.W.T.P. Simarmata, MA mengangkat nas khotbah dari Yeremia 29:4-14. Beliau menekankan di dalam khotbahnya bahwa ciri khas umat Kristen adalah dipanggil menjadi berkat bagi bangsa lain, seperti Abraham �Bapa Orang Percaya� yang dipanggil Tuhan menjadi berkat bagi bangsa lain. Demikian juga halnya dengan Pekabaran Injil adalah untuk membangun martabat dan membangun kesejahteraan kemanusiaan. Gereja hadir menjadi berkat bagi orang lain (the church for others), seperti Yesus yang berkorban dan mati bagi orang lain. Walau terkadang diuji, Tuhan tidak menginginkan umatNya menderita dan sengsara. Tuhan selalu menjanjikan Damai Sejahtera bagi umatNya. Untuk itulah umat harus senantiasa berdoa kepada Tuhan meminta peyertaan dan pertolonganNya. Tuhan menjanjikan Penyertaan ketika umatNya di dalam berpengharapan. Lebih janjut lagi, Sekjen mengimbau di dalam khotbah, bahwa Tuhan menginginkan umatNya untuk bekerja keras memperbaiki kehidupan, memberi keteladanan, mengampuni, menghormati orang tua, membangun damai dengan menjauhkan perseteruan, dan membangun kebersamaan. Beliau merefleksikan bahwa Rupat dipanggil Tuhan untuk �Ber-Marturia yang Diakoni� yaitu Bersaksi tetapi membangun kehidupan. Memberitakan Firman Tuhan adalah membangun kehidupan yang lebih baik dan membangun kesejahteran (melawan kebodohan, kemiskinan dan penyakit). Bersaksi dan membangun kehidupan adalah Pekabaran Injil yang sejati.

Acara kemudian dilanjutkan dengan makan siang dan lelang yang diselingi dengan tortor. Seluruh undangan mendapat kesempatan untuk manortor sesuai dengan asal gerejanya. Satu hal yang sangat mengharukan adalah atas kehadiran seorang jemaat (dipanggil �Ma Tua�) yang dibaptis menjadi Kristen 28 November 1971 (sebagai tahun lahirnya jemaat Pos PI Sungai Bantal). Amang Sekjen mendaulat beliau untuk manortor bersama para pendeta dan jemaat dengan rasa terharu memberikan �Tumpak� kepada �Ma tua�. Setelah itu �Ma Tua� rasa terharu menyampaikan rasa terima kasihnya atas kedatangan undangan dan berpesan agar jemaat di Pulau Rupat jangan diabaikan, sehingga mereka semakin teguh di dalam iman untuk mempercayai Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.

Acara berakhir jam 15.00 sore, dan dana yang terkumpul pada pesta pembangunan gereja Pos PI HKBP Sungai Bantal berkisar 60 juta. Jemaat HKBP jangan tinggal diam untuk memajukan daerah sending. Jemaat Pulau Rupat adalah buah dari penginjilan HKBP, oleh karena itu tanggungjawab itu harus diemban. �Sapala naung tapungka, denggan ma tapareahi�.

foto.jpg

Pdt. Sedyo Joyo, Pdt. Tendens Simanjuntak, STh (Ka Biro Pekabaran Injil), Pdt. W.T.P.Simarmata, MA (Sekjen HKBP) dan Pdt. L. Butar-butar,STh (Pendeta Ressort HKBP Dumai) dalam perjalanan laut menuju Pulau Rupat.

foto6.jpg

Rombongan tiba di Pelabuhan Selat Morong Pulau Rupat.

fot3.jpg

�MaTua� (posisi duduk, salah seorang jemaat yang dibaptis menjadi Kristen pada tanggal 28 Nopember 1971 sebagai Hari berdirinya Gereja Sungai Bantal) didaulat manortor bersama para pendeta.

foto5.jpg

Anak Sekolah Minggu Pos PI Sungai Bantal menyanyikan koor di Malam Penggalangan Dana.

foto7.jpg

Jemaat dengan hikmah beribadah di Malam Penggalangan Dana.

foto4.jpg

Gereja Pos PI HKBP Sungai Bantal (gambar dalam depan) yang akan dibangun.

3 komentar:

HSS mengatakan...

Saya teringat bagaimana dulu orang tua/Bapak saya Almarhum St. A.P Sitompul pada tahun-tahun 70-80 membuka penginjilan di Pulau Rupat disamping daerah Sakai. Penginjilan ini dilakukan melalui Dewan Sending HKBP resort Duri Dumai. Saya tidak tahu persis didaerah mana persisnya yang dibuka tersebut. Waktu itu saya masih kecil (kelas 4 - 5 SD), dan yang saya tahu persis bagaimana beliau bolak balik Rumbai/Pekanbaru - Pulau Rupat. Hal hal yang saya ingat adalah :
Dibangunnya Balai Pengobatan yang bernama Siloam, Disekolahkannya seorang anak dari pukau rupat menjadi mmantri. Banyak lagi yang saya tidak bisa sebutkan. Namun yang jelas, saya bangga atas apa yang Bapak saya lakukan yang sekarang dapat dinikmati oleh masyarakat Pulau Rupat. Khususnya Injil yang sampai disana, saya yakin itu menyenangkan hati Tuhan. Beliau adalah seorang yang luar biasa dalam melayani Tuhan.

Walking Around mengatakan...

Halo,, saya ingin tahu lebih banyak ttg sending HKBP.
Bisa info alamat email untuk bertanya lebih?
terimakasih.

Unknown mengatakan...

Bravo ...