Senin, 05 Mei 2008

Penanaman Pohon

Sekjend HKBP dan Sekjend LCA (Lutheran Church of Australia) menghadiri “Workshop and Replanting Trees” di Tele, HKBP Harian Boho, Samosir.


Pada tanggal 28 April 2008, Sekjend HKBP Pdt. W.T.P. Simarmata, MA bersama ibu boru Purba dan Sekjend LCA, Pdt. Dr. Wayne Zweck bersama istrinya Wendy Zweck, menghadiri kegiataan Workshop and Replanting Trees di HKBP Harian Boho Samosir. Kegiatan ini adalah kerjasama antara HKBP Harian Boho Distrik VII Samosir, Pengembangan Masyarakat (Pengmas HKBP, Pdt. R.J.Gultom, S.Th bersama tim ) dan LCA (Lutheran Church of Australia).


Kegiatan ini diawali acara kebaktian dengan pengkotbah Pdt. Dr. Wayne Zweck yang mengambil nats khotbah dari Kejadian 1:31 (sebagai tema kegiatan) “ Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik”. Di dalam khotbahnya, beliau menekankan bahwa segala ciptaan Allah pada hakikatnya adalah baik. Untuk itu tugas manusia adalah memeliharanya bukan merusak.



Setelah acara kebaktian, dilanjutkan dengan seminar yang menghadirkan pembicara yaitu:

1. Dinas Kehutanan Kabupaten Samosir, Limbong

2. Praeses Distrik VII Samosir, Pdt. Effendy Purba, STh

3. Pendeta Ressort Harian Boho, Pdt. Andi SH Lbn Gaol, S.Th

4. Sekjend HKBP, Pdt. W.T.P. Simarmata, MA.



Dinas Kehutanan Kab. Samosir menegaskan bahwa keberlangsungan hutan sudah menjadi tanggungjawab bersama yaitu masyarakat dan pemerintah. Pemerintah secara terbuka untuk bekerjasama dengan masyarakat untuk program penghijauan termasuk untuk memfasilitasi kegiatan penghijauan. Apalagi mengingat bahwa keberadaan hutan di daerah kabupaten Samosir sangat memprihatinkan. Dinas Kehutan telah melaksanakan beberapa kegiatan penghijauan untuk merehabilitasi hutan seperti yang dilakukan di Tele, dan di Ronggur ni Huta. Untuk itu perlu kerjasama dengan masyarakat untuk menjaganya supaya usaha itu membuahkan hasil.


Praeses Distrik VII Samosir, Pdt. Effendy Purba, Sth mengajak peserta untuk merenung bahwa Allah menciptakan manusia dan tempat tinggalnya yaitu Tanah, Laut dan Langit (Kej 2:5-15). Allah memberikan kuasa kepada manusia berupa tugas untuk memelihara seluruh isi bumi ini dengan bertanggungjawab. Melalui Yesus Kritus seluruh ciptaan telah diperbaharui dari dosa dan kerusakan, sehingga dengan pembaharuan ini manusia semakin menyadari akan tugasnya untuk melestarikan bumi ini. Tetapi yang terjadi sungguh mengenaskan, manusia melupakan tugasnya. Manusia merusak lingkungan dengan membakar, menebangi hutan dan mengotori air dan udara. Sehingga terjadi dampak berupa banjir, panas, gempa, polusi udara dan air. Untuk itu manusia harus sedini mungkin mengakhiri tindakan merusak berobah menjadi memelihara, mencintai alam, membatasi dan menahan diri, dan menata ulang lingkungan.


Pdt. Andy SH. Lbn Gaol, Sth menyajikan bahan seminar dengan judul “Strategi Penyelamatan Hutan Partungko Naginjang (Tele) dan Sekitarnya” sebagai usaha untuk meminimalisasi ancaman pemanasan global. Diawal seminarnya, beliau memaparkan Pemanasan Global sudah menjadi agenda pembahasan utama di seluruh bangsa-bangsa di dunia ini. Seperti pertemuan pada tahun 2007 di Bali, yang membicarakan prinsip- prinsip tentang hutan yang menegaskan bahwa Negara-negara pemilik hutan harus melindungi hutan sehingga pemanasan global tidak meluas. Pemanasan Global terjadi akibat dari eksploitasi manusia terhadap alam dengan sewenang-wenang tanpa memikirkan dampak. Untuk itu perlu proses penyadaran, proses Sense of Belonging (bahwa hutan adalah ciptaaan Tuhan yang diberikan terhadap keberlangsungan hidup manusia), melakukan kerjasama yang aktif, mengevaluasi dan merencanakan secara aktif, berani dan bertanggungjawab untuk melibatkan diri secara positif dalam usaha pengelolahan hutan.


Terakhir, Sekjend HKBP, Pdt.W.T.P.Simarmata, MA, menekankan bahwa Paradigma Pembangunan harus dirobah. Pembangunan sering disebut sebagai ukuran kemajuan, yaitu kalau ada perbaikan ekonomi, penguasaan teknologi, hidup mewah, gedung-gedung bertingkat, dsb. Menurut beliau, karena terjebak dalam pemahaman tentang paradigma Pembangunan yang lama itulah menimbulkan dampak yang mengenaskan bagi manusia dan juga bumi ini. Pada kenyataannya, Pembangunan identik dengan pengrusakan lingkungan hidup, semakin banyak pelanggaran HAM, penindasan dan bahkan justu mengakibatkan kemiskinan. Sebagai contoh, sekarang banyak didirikan Rumah Sakit, tetapi banyak orang miskin yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Demikian juga banyak berdiri sekolah-sekolah tetapi justru banyak orang yang tidak mengecap pendidikan. Untuk itu perlu Paradigma Baru, tanda atau ukuran kemajuan adalah apabila semuanya harus mementingkan dan berpusat pada rakyat (People Centre Development), lingkungan hidup dan kemandirian (termasuk kemandirian ekonomi, bebas dari penindasan rentenir). Oleh karena itu, beliau tidak setuju jika ada dana Community Development dari perusahaan diberikan kepada pemerintah untuk mengelolanya, tetapi beliau mengharapkan dana itu langsung diberikan kepada rakyat agar cepat dirasakan dan diterima oleh rakyat. Untuk mencapai semuanya itu, perlu tindakan aktif berupa partisipasi seluruh rakyat untuk menciptakan Keadilan Ekonomi, Ekologi dan Etika.


Setelah kegiatan seminar, acara dilanjutkan dengan penanaman pohon sebagai aksi nyata dari kesadaran akan pentingnya kehadiran hutan di tengah-tengah kehidupan manusia ini. Secara simbolis, penanaman pohon dilakukan secara terpisah oleh Pdt.W.T.P.Simarmata, MA, Ibu boru Purba, Pdt.Dr. Wayne Zweck, Wendy Zweck, Pdt. Effendy Purba,S.Th , Pdt. Andy SH Lbn Gaol, S.Th, Dinas Kehutanan Kab.Samosir dan utusan-utusan dari berbagai desa dan denomisasi gereja. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan bersama secara sederhana tetapi seluruh peserta bersuka cita. Setelah acara makan siang, dilanjutkan dengan “mandok hata” dan memberikan cenderamata “ulos” terhadap pembicara yaitu kepada Sekjend LCA dan ibu, disampaikan oleh Praeses Distrik VII Samosir, Pdt. Effendy Purba, S.Th. Kepada Sekjend HKBP, Pdt.W.T.P.Simarmata, MA dan ibu, disampaikan oleh Pendeta Ressort HKBP Harian Boho Pdt. Andy SH Lbn Gaol, S.Th. Kemudian ucapan terima kasih kepada seluruh peserta dan utusan disampaikan oleh Sekjend HKBP dan pemberian cenderamata berupa Spandel dan buku praktis tentang beternak Babi (Pengmas) oleh Sekjend LCA.


0 komentar: